Langsung ke konten utama

Paper Problematika Buku Ajar Mata Diklat Produktif SMK



 PROBLEMATIKA BUKU AJAR MATA DIKLAT PRODUKTIF SMK

I.     PENDAHULUAN
Latar Belakang
      Kemajuan ilmu pengetahuan di era globalisasi membuat kebutuhan manusia semakin beragam. Hal ini menyebabkan semakin banyak produk-produk dihasilkan dan dunia perindustrian pun makin berkembang pesat, begitu juga dengan kebutuhan akan tenaga kerja. Karena keadaan tersebut maka pemerintah pun semakin gencar untuk mensosialisasikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).  Yang bertujuan untuk mendidik siswa-siswanya untuk siap menjadi pelaku sektor industri, baik tenaga kerja maupun pemilik sektor industri.
       Sekolah Menengah Kejuruan memiliki karakteristik berbeda dengan Sekolah Menengah Atas yakni adanya mata pelajaran produktif atau praktik. Hal ini berfungsi untuk memberi bekal kepada peserta didik agar memiliki kompetensi kerja sesuai dengan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI). Mata pelajaran produktif diajarkan secara spesifik sesuai dengan program keahlian. Mata pelajaran produktif mempunyai jam yang lebih banyak dibandingkan dengan mata pelajaran adaptif dan normatif. Pembelajaran di SMK 70% diisi dengan pratik dan 30% dengan teori.
      Akan tetapi meskipun teori hanya diisi 30% bukan berarti bahan ajar dalam mata pelajaran produktif tidak penting. Bahan ajar yang jenisnya terbatas atau kurang memadai menyebabkan siswa kurang berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Sehingga hal ini menimbulkan masalah yang berkaitan antara kualitas buku ajar mata diklat dan hasil ketuntasan belajar para siswa.







II. PEMBAHASAN
     Kelompok mata pelajaran spesifik SMK meliputi tiga kelompok, yaitu:
  1.      Kelompok normatif adalah kelompok mata pelajaran yang dialokasikan secara tetap yang meliputi Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, dan Seni Budaya.
  2.      Kelompok adaptif terdiri atas mata pelajaran Bahasa Inggris, Matematika, IPA, IPS, Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi, dan Kewirausahaan.
  3.    Kelompok produktif terdiri atas sejumlah mata pelajaran yang dikelompokkan dalam Dasar Kompetensi Kejuruan dan Kompetensi Kejuruan.
      Kelompok produktif inilah yang merupakan mata diklat produktif atau mata diklat yang di dominasi oleh kegiatan praktik. Meskipun didominasi dengan kegiatan praktik bukan berarti keberadaan buku ajar menjadi kurang penting, buku ajar merupakan dasar awal para siswa untuk mempelajari teori sebelum melakukan praktik. Sehingga praktik yang mereka lakukan sesuai dengan teori yang mereka pelajari. Mata diklat produktif ini lebih menekankan pada aspek psikomotorik. Kurang relevannya buku ajar produktif menyebabkan teori yang di terima para siswa menjadi kurang maksimal. Sehingga dalam praktiknya pun para siswa menjadi kurang maksimal juga. Oleh karena itu para siswa seharusnya memiliki bahan ajar yang relevan sehingga bisa menambah wawasan para siswa sehingga dapat menambah pengalaman belajar siswa. Dan siswa pun menjadi aktif dalam pembelajaran. Ada banyak problematika dalam buku ajar mata diklat SMK, beberapa diantaranya yaitu :

-         Buku Yang Kurang Relevan Dan Kurang Diminati Siswa        
       Terkadang ada buku ajar yang kajiannya terlalu luas sehingga menjadi kurang relevan dan sulit dipahami siswa. Sehingga para siswa membutuhkan bantuan orang lain untuk menjelaskan kandungan isinya. Efektifitas pembelajaran ditandai dengan meningkatnya kemampuan para siswa terhadap kompetensi tertentu, yaitu penguasaan siswa dalam hal tujuan pembelajaran. Buku ajar efektif digunakan sebagai stimulus bagi siswa untuk meningkatkan motivasi belajar, sehingga harus memiliki daya tarik,dibuat secara sistematis dan disajikan secara berurutan dari materi yang mudah ke materi yang sulit. Untuk mendukung pembelajaran yang optimal diperlukan bahan ajar yang di desain dan dikemas sesuai pendekatan individual, sehingga memungkinkan siswa untuk belajar sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Selain itu tampilan dan warna buku juga harus menarik dan tidak monoton sehingga menarik minat baca siswa.

-         Problematika Di Daerah Pinggiran
         Dengan adanya perubahan kurikulum SMK maka terjadi pula perubahan bahan ajar dalam proses pembelajaran. Sementara untuk SMK di daerah-daerah terpencil mungkin akan sulit untuk mencari buku yang sesuai dengan kurikulum yang baru, sedangkan para guru selama ini menggunakan buku paket yang ada di pasaran saat itu dan mungkin buku tersebut merupakan buku edisi lama atau kurang sesuai dengan materi yang ada sekarang. Sehingga para siswa di daerah pinggiran atau daerah terpencil akan sulit menyesuaikan bahan ajarnya dibandingkan dengan para siswa SMK yang berasal dari kota. Karena buku ajar yang yang kurang memadai maka pendidikan di daerah terpencil akan semakin tertinggal. Selain itu, di sekolah-sekolah yang berada di pedesaan yang mayoritas siswanya berasal dari kalangan tidak mampu terkadang keberatan jika diharuskan membeli buku ajar. Hal ini menyebabkan mereka kesulitan dalam belajar karena tidak memiliki bahan belajar yang lengkap sehingga bisa menghambat proses belajar di rumah maupun di sekolah.

-         Keterbatasan Buku Cetak Yang Ada Sekolah
     Keterbatasan buku cetak yang di sediakan sekolah terkadang menyebabkan tidak semua siswa dapat meminjam buku cetak, hal ini menyebabkan siswa lelah dalam mencatat sehingga tidak optimal dalam pembelajaran. Selain itu juga ada kemungkinan materi yang dicatat kurang lengkap sehingga akan menyulitkan saat proses belajar.

-         Buku Teks Yang Tidak Sesuai Kompetensi
        Menurut penelitian Dr Imam Ghozali, dosen Universitas Sarjana Wiyata Yogyakarta, Buku teks Bahasa Inggris yang digunakan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) ternyata tidak memenuhi standar kompetensi, bahkan untuk kebutuhan pengembangan kompetensi dasar sekalipun. Metode yang diajarkan untuk pembelajaran Bahasa Inggris masih sama, yakni penguasaan tata bahasa (grammar), pembelajaran langsung dalam kegiatan komunikasi lisan, penutur jati (native speaker), dan praktik pengajaran dengan sejumlah kompetensi. Menurut Imam Ghozali, metode pengajaran itu tentu memerlukan buku teks yang menjadi pegangan siswa maupun guru. Dengan buku itu, pengajaran akan lebih cepat dan praktis. Oleh karena itu di butuhkan buku ajar bahasa inggris yang integratif untuk siswa SMK dan dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan siswa, termasuk memenuhi kompetensi komunikatif.
















III.       PENUTUP
Kesimpulan
      Problematika pada buku ajar mata diklat produktif SMK akan memberikan dampak terhadap hasil akhir atau ketuntasan siswa dalam proses belajar. Masih banyak masalah-masalah yang berkaitan dengan buku ajar yang digunakan oleh siswa SMK di Indonesia. Baik itu karena buku ajar yang kurang relevan, buku ajar yang kurang memadai bagi siswa-siswa di daerah pinggiran, buku ajar yang jumlahnya terbatas dll.

Saran
  1.        Untuk guru : Sebaiknya para guru lebih mengembangkan bahan ajar untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan selalu memotivasi mereka untuk meningkatkan prestasinya.
  2.        Untuk siswa : Para siswa harus lebih giat dalam belajar dan banyak mencari tambahan referensi tidak hanya mengandalkan buku ajar dari sekolah semata.
  3.      Untuk Pemerintah : Pemerintah harus lebih memperhatikan kondisi pendidikan di daerah-daerah pinggiran. Karena daerah tersebut sebenarnya lebih membutuhkan perhatian khusus. Dan terus memperbaiki kualitas pendidikan Indonesia dan memeratakan pembangunan bangsa ini







DAFTAR ISI

jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/JTP/article/view/7508
https://www.academia.edu/8732811/kajian_kurikulum_smk

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Contoh Analisis Pekerjaan

Analisis Pekerjaan Pramugari PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk ·         Deskripsi Pekerjaan Pramugari adalah staf/karyawan perusahaan penerbangan yang melayani penumpang terutama keamanannya. Pramugari adalah anggota dari awak pesawat. Istilah pramugari digunakan untuk staf perempuan, sedang sebaliknya untuk staf lelaki adalah pramugara. Tugas-tugas   Pramugari : a.     Sebelum para penumpang memasuki pesawat pramugari harus melakukan pre flight check terlebih dahulu atas semua peralatan keselamatan yang ada di pesawat. b.      Memastikan bahwa setiap kursi punya lifevest kemudian mempersiapkan koran dan permen yang akan dibagikan untuk penumpang nantinya. c.      Saat boarding pramugari bertugas menyambut para penumpang serta membantu para penumpang mencari tempat duduknya. d.   Selesai boarding maka seorang pramugari akan mengecek penumpang, meliputi peneguran hand...

Mengatasi Pemanasan Global

Pemanasan global memang tidak bisa kita hindari tapi kita dapat mengatasinya melalui cara-cara kecil yang kita mulai dari diri kita sendiri. Kita banyak berkunjung ke daerah lain atau bepergian dan ada banyak cara yang kita dapat pilih sekarang. Jika bepergian jauh mungkin kita akan memilih untuk menaiki pesawat terbang, tapi cara ini bukan cara yang ramah lingkungan karena pesawat terbang   merupakan penyumbang gas rumah kaca yang lebih signifikan daripada mobil atau kendaraan darat lainnya. Oleh karena itu gunakanlah tranportasi darat jika bepergian di dalam negeri,terutama transportasi umum seperti bus atau kereta api. Jika bepergian tidak jauh seperti ke kampus,sekolah atau kantor maka gunakanlah sepeda atau berjalan kaki, selain lebih sehat dan hemat menaiki sepeda atau berjalan kaki juga sangat ramah lingkungan. Jika harus bepergian menggunakan mobil pribadi, pilihlah mobil yang didesain ramah lingkungan atau yang hemat bahan bakar. Kendarailah 1 mobil untuk bersama...